Sepasang kekasih yang melakukan pacaran yang dilarang agama itu sebelum menikah penuh kemesraan, bercakap pun lemah-lembut dan kalau berlaku kesilapan kecil mudah sekali dimaafkan, tetapi lain halnya setelah menikah.
Setelah menikah rumah tangga senantiasa di alam pergesaran, kadang-kadang dalam sehari berulang kali bertengkar, terkadang pertengkaran terus berlarut walaupun telah memperoleh anak dan kadang-kadang sampai beranak sepuluh pun masih tak habis-habis, hingga muka pun sudah mulai berkerut, namun masih belum menemui jalan penyelesaian, akhirnya anak-anak sendiri mengikuti perangai kedua orang tuanya.
Tidak payah memeras otak untuk mencari sebab mengapa hal ini berlaku, tidak perlu ditulis kajian demi kajian untuk mencari rumusan tentang penyebabnya, puncak utamanya ialah HILANG RASA,,,,,,,
Ya Allah,,,
Dalam perjalanan yang belum terhenti ini, jalan selangkah yang lalu, penuh dosa dan noda, silih berganti antara godaan dan keinsyafan,,,,layakkah aku dalam rahmatMu,,,dibawah lembayung rahmatMu,,,walau seringkali godaan memburu seringkali itu jua keinsyafan berbisik dihati,,,,
Ya Allah,,,
Ku merayu dimalam hari,,,menagih ampunan dan kasih sayangMu, setiap saat masa yang berlalu, walu seribu yang memberikaku kasih, tidak kan sama kasih sayangMu
Ya Robbi,,,
Dengarlah rayuanku sayup-sayup berbisik dimalam yang hening, bertemankan cahaya bulan, sinaran bintang yang memancar, mengharapkan do’aku bertaut dalam restuMu,,,,
Ya Rahman, Ya Rohim,,,
Kusadari cinta manusia cuma setitis dari selautan cintaMu,,,janganlah kasih yang setitis didalam hati ini, melalaikan daku dari mengingatMu, pautkanlah daku pada cinta dan rahmatMu agar daku tidak tenggelam dalam fitnah dan ujian duniawi,,,,,,,
Asalkan hatinya yang menulis artikel ini tidak ikut retak, karena semua berjalan normal seperti biasa, adanya kesalahpahaman adalah bagian dari kehidupan, apalagi kehidupan antara sesama, sorry rada gak nyambung 😆
Itulah misteri kehidupan, kita harus menyadari yang kita lalui ternyata bukan saja jalan bertabur bunga yang harum semerbak tetapi juga kita melalui semak belukar yang penuh dengan duri,,,,
Begitulah manusia menempuhi takdirnya, yang seringnya lebih dikarenakan kecenderungan hatinya…
salam kenal mbak nenden, makasih atas kunjungannya ke rumahmauna
terima kasih juga Mba Mauna telah berkenan kunjung balik ke persinggahanku, mohon maaf ya keadaannya masih sangat sederhana maklum pemula,,,, he he he,,,,